Siswa SMK Muhammdiyah 1 Gresik Jawa Timur mencoba alat deteksi
banjir berbasis pesan singkat (SMS), Kamis (19/1/2012).
Alat itu diciptakan karena wilayah Bungah sering diterjang banjir Bengawan Solo. Koordinasi sering kurang cepat, terutama soal informasi ketinggian air sehingga penanangan juga lambat.
Alat deteksi buatan siswa SMK Muhammadiyah 1 Gresik itu dilengkapi sirene dan lampu penanda banjir. Juga dilengkapi modem dan microcontroler.
Alat itu akan mengirimkan SMS ke nomor yang diprogram mengenai informasi ketinggian air. Pada saat pelampung terkena air sesuai level siaga, maka alat itu otomatis akan mengirimkan SMS sesuai ketinggian air misal Siaga I dan seterusnya.
"Dengan alat ini lebih praktis menyampaikan informasi banjir. Pada saat Siaga, sirene dan lampu juga menyala," kata Haluri.
Menurut Hendra, guru pembimbing, seperangkat alat itu membutuhkan biaya sekitar Rp 1 juta. Ditambah biaya pembuatan sekitar Rp 2 juta. "Kalau dihitung lebih murah," kata Hendra.
Kepala SMK Muhammadiyah 1 Gresik Imam Syafii menjelaskan, alat itu rencananya akan dibuat lebih banyak untuk daerah rawan banjir. Di Gresik akan dipasang di aliran Bengawan Solo dan Kali Lamong yang sering meluap. "Kami akan mematenkan alat ini," kata Imam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar